Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sumbawa masih kekurangan 443 tenaga operator sekolah, baik di tingkat Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saat ini, jumlah operator yang tersedia hanya 203 orang, sedangkan kebutuhan ideal mencapai 646 orang.
“Kami baru memiliki 203 tenaga operator sekolah, sementara kebutuhan mencapai 646 orang. Artinya, masih ada kekurangan sebanyak 443 tenaga operator,” ujar Sekretaris Dinas Dikbud Kabupaten Sumbawa, Sudarli, Senin (24/2/2025).
Menurutnya, tenaga operator sekolah memiliki peran yang sangat penting, terutama dalam hal pendataan siswa, guru, serta tenaga pendidik lainnya. Oleh karena itu, pihaknya berharap ada formasi khusus bagi tenaga operator dalam pengadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), sehingga tidak digabung dengan tenaga teknis lainnya.
“Tugas operator sekolah mencakup banyak hal, termasuk menyebarkan formulir pendataan kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), serta peserta didik. Data yang dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi dan dikirim ke server melalui sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik),” jelasnya.
Sudarli menambahkan bahwa saat ini banyak sekolah harus menugaskan pegawai dengan tugas ganda karena jumlah operator yang tersedia sangat terbatas. Padahal, beban kerja tenaga operator semakin kompleks, terutama dengan digunakannya Dapodik sebagai acuan berbagai kebijakan pendidikan.
“Operator sekolah kini menjadi pusat informasi bagi kepala sekolah, guru, dan peserta didik, terutama terkait keakuratan data Dapodik. Selain itu, mereka juga bertanggung jawab atas penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Siswa Miskin (BSM), serta Program Indonesia Pintar (PIP). Dengan kondisi ini, kami sangat berharap kekurangan tenaga operator dapat segera dipenuhi,” pungkasnya. (DS/02)
