Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sumbawa menggelar kegiatan pembinaan kelompok kerja (Pokja) majelis taklim, Rabu (26/2/2025). Kegiatan yang berlangsung di Masjid Darussalam, Kelurahan Brang Biji, ini bertujuan untuk memperkuat keberadaan majelis taklim sebagai lembaga pendidikan Islam nonformal.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Sumbawa, H. Faisal, S.Ag., M.M.Inov, dalam sambutannya menegaskan bahwa majelis taklim memiliki peran strategis dalam membangun kehidupan keagamaan yang harmonis di tengah masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan nonformal, majelis taklim berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman agama, memperkuat ukhuwah Islamiyah, serta menanamkan nilai-nilai moral dan akhlak yang luhur.
“Namun, di era modern ini, keberadaan majelis taklim menghadapi berbagai tantangan. Seperti menurunnya minat generasi muda, perubahan gaya hidup, serta pengaruh media sosial yang tidak selalu positif. Oleh karena itu, kita perlu mencari strategi agar majelis taklim tetap eksis dan semakin berkembang,” ujar H. Faisal.
Ia menyampaikan beberapa langkah strategis untuk meningkatkan eksistensi majelis taklim di tengah masyarakat. Seperti memperluas jangkauan dan keberagaman kegiatan. Sebab, majelis taklim tidak hanya berfokus pada kajian keislaman, tetapi juga dapat mengembangkan program inovatif. Seperti pelatihan keterampilan, kajian tematik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta program sosial yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Kemudian, memanfaatkan media sosial untuk melaksanakan kajian keislaman untuk disiarkan secara langsung atau diunggah dalam bentuk video dan podcast. Sehingga dapat menjangkau lebih banyak jamaah, terutama generasi muda.
Tidak hanya itu, majelis taklim juga dapat berkolaborasi dengan pemerintah, lembaga keagamaan, serta komunitas lokal. Untuk memperkuat eksistensi majelis taklim. Sebab, dukungan dari berbagai pihak akan memungkinkan terselenggaranya kegiatan yang lebih besar dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Menurut H. Faisal, majelis taklim juga harus melakukan pendekatan dakwah yang fleksibel, komunikatif dan relevan. Hal ini disesuaikan dengan kondisi masyarakat, sehingga dapat lebih efektif dalam menarik minat jamaah. Para mubalig dan ustadz di majelis taklim diharapkan dapat menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah dipahami dan sesuai dengan kebutuhan jamaah.
Untuk menjaga kualitas kajian, terang H. Faisal, para pengajar dan pengelola majelis taklim perlu terus meningkatkan kompetensinya. Hal ini bisa dilakukan melalui pelatihan dan pembinaan berkelanjutan.
Sementara itu, Plt. Kepala Seksi Bimmas Islam Kemenag Kabupaten Sumbawa selaku Ketua Panitia Kegiatan, Suryadin, S.E dalam laporannya menyampaikan, bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkuat pemahaman tentang konsep majelis taklim sebagai lembaga pendidikan Islam nonformal. Selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan adanya peningkatan dalam pengelolaan majelis taklim secara profesional. Serta pemahaman yang lebih mendalam mengenai peran dan fungsi majelis taklim dalam masyarakat.
Dengan adanya pembinaan ini, kata Suryadin, diharapkan majelis taklim di Kabupaten Sumbawa semakin berkembang. Sehingga mampu menjadi pusat pembelajaran keislaman yang inklusif, serta bermanfaat bagi masyarakat. (DS/02)