Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Indeks Kualitas Air (IKA) di Kabupaten Sumbawa saat ini masih berada di angka 47,31. Karena itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sumbawa berkomitmen memperbaiki kualitas tersebut. Upaya ini ditargetkan berlangsung dalam lima tahun ke depan, yakni pada periode 2025-2030.
Kepala DLH Kabupaten Sumbawa, Ir. Syafruddin Nur mengatakan, Kabupaten Sumbawa memiliki skor 47 dari total 100 dalam indeks kualitas air. Artinya, kondisi ini masih berada dalam kategori pencemaran ringan.
“Oleh karena itu, kami akan terus berupaya memperbaiki kondisi ini,” ujar Syafruddin Nur, Rabu (26/3/2025).
Menurutnya, pencemaran air di wilayah Sumbawa disebabkan oleh beberapa faktor utama. Seperti sistem peternakan terbuka, aktivitas pertanian dan limbah rumah tangga. Namun, pihaknya masih melakukan kajian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor dominan yang paling berpengaruh terhadap penurunan kualitas air.
“Terkait faktor utama penyebab pencemaran, kami masih perlu melakukan penelitian lebih lanjut, sebelum bisa menyimpulkan mana yang paling dominan,” jelasnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini, DLH Sumbawa telah mulai berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk Dinas Pertanian serta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Dengan kolaborasi ini, pihaknya menargetkan peningkatan IKA Sumbawa ke angka 70 hingga 80 dalam lima tahun mendatang.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri dalam menangani persoalan kualitas air ini. Oleh karena itu, kami menggandeng berbagai pihak agar memiliki pemahaman yang sama dan bersama-sama mewujudkan target yang telah ditetapkan,” tambahnya.
Sementara itu, kondisi kualitas lingkungan lainnya di Sumbawa menunjukkan hasil yang lebih baik. Indeks Kualitas Udara (IKU) tercatat pada angka 92,24, yang menandakan kualitas udara masih sangat baik dengan tingkat polusi yang rendah. Selain itu, tutupan lahan mencapai 78,53 persen, yang dianggap cukup baik dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah pemanasan global.
Secara keseluruhan, Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Sumbawa berada pada angka 72,41, yang dikategorikan cukup baik. Namun, peningkatan kualitas air tetap menjadi perhatian utama demi menjaga kelestarian lingkungan di masa depan. (DS/02)