Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sumbawa kini mengarahkan seluruh program pelatihan Balai Latihan Kerja (BLK) secara strategis untuk memenuhi kebutuhan industri berskala besar. Khususnya bagi sektor pertambangan yang akan berkembang pesat di wilayah tersebut.
Kepala Disnakertrans Kabupaten Sumbawa, H. Varian Bintoro, S.Sos., M.Si, menegaskan bahwa lulusan BLK harus dipersiapkan sejak dini untuk mengisi posisi kerja di perusahaan-perusahaan besar. Terutama untuk PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang dijadwalkan memasuki fase produksi penuh pada tahun 2030.
“Jika kita bicara soal kesiapan SDM untuk 2030, maka sejak sekarang lulusan BLK harus menjadi prioritas utama. Kita tidak boleh hanya menjadi penonton di kampung sendiri,” ujar H. Varian Bintoro saat ditemui, Jumat (3/10/2025).
Penyesuaian kurikulum pelatihan, lanjutnya, dilakukan melalui koordinasi intensif antara pemkab dan pihak industri. Fokus utama diarahkan pada keterampilan teknis yang dibutuhkan di sektor pertambangan, seperti las 6G dan operator alat berat.
“Orientasi pelatihan kini menyasar kebutuhan spesifik industri tambang, termasuk PT AMNT. Proses penyusunan kurikulum ini melibatkan Bupati Sumbawa, Sekda, Bappeda, BLK, dan pihak perusahaan,” jelasnya.
Meski dominan diarahkan ke tambang, pelatihan di BLK juga disesuaikan untuk menjawab kebutuhan sektor industri lainnya. Program pelatihan yang tersedia mencakup berbagai keahlian, mulai dari tukang kayu (carpenter), operator scaffolding, hingga pemasang baja ringan.
H. Varian menambahkan bahwa sinergi antara Disnakertrans dan BLK menjadi kunci dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan kompeten. Sehingga putra-putri daerah mampu menjadi aktor utama dalam pembangunan dan pertumbuhan industri di Sumbawa.
Sementara itu, Kepala BLK Kabupaten Sumbawa, Andy Ashary, SE, menyampaikan bahwa BLK telah meluncurkan sejumlah paket pelatihan komprehensif. Terdiri dari program dasar dan lanjutan, sebagai upaya antisipatif terhadap ketidakpastian anggaran dari APBN tahap pertama.
Untuk program lanjutan, BLK membuka pelatihan Las 6G (dilengkapi bridging bagi peserta belum bersertifikat 2G), listrik otomasi industri, serta operator track excavator. Sedangkan program dasar meliputi pelatihan barista, tata boga, dan desain grafis.
“Melalui program ini, kami berupaya memaksimalkan akhir tahun 2025 untuk mencetak tenaga kerja lokal yang terampil dan siap bersaing di berbagai sektor industri,” tegas Andy Ashary. (DS/02)