Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Kasus malaria di Kecamatan Ropang mengalami peningkatan menjelang akhir Februari 2025.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, Junaedi, APt yang ditemui di ruang kerjanya, Selasa (25/2/2025) mengatakan, beberapa wilayah di Kabupaten Sumbawa sebelumnya juga mengalami lonjakan kasus malaria, seperti di Kecamatan Lantung pada 2022. Penyebaran malaria di wilayah tersebut disebabkan oleh perkembangbiakan nyamuk di kawasan pertambangan. Namun, berkat penanganan intensif, jumlah kasus berhasil ditekan hingga nol pada 2023.
Sementara itu, di Kecamatan Orong Telu, khususnya Dusun Tangkelak Desa Mungkin, malaria sempat merebak akibat kebocoran reservoir air bersih yang menciptakan sarang nyamuk. Setelah masuknya proyek Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), penataan sarana dan prasarana air bersih dilakukan. Sehingga kasus malaria dapat dikendalikan.
Di Kecamatan Ropang, hingga saat ini tercatat 22 kasus malaria yang merupakan penularan lokal (indigenous). Junaedi menjelaskan bahwa penyebab utama penyebaran malaria di wilayah ini adalah perkembangan sarang nyamuk di kawasan tersebut.
Sebagai langkah penanganan, terang Junaedi, Dinas Kesehatan bersama petugas Puskesmas setempat terus melakukan pemeriksaan massal melalui Mass Blood Survey (MBS). Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat juga semakin ditingkatkan guna mencegah penyebaran lebih lanjut.
“Kami telah berkoordinasi dengan kelompok penambang rakyat dan mendapat dukungan dari anggota DPRD Sumbawa, Juliansyah, dalam upaya penanganan malaria. Rencananya, akan digelar Focus Group Discussion (FGD) di Ropang serta pembentukan Pos Malaria Desa (Posmaldes) di pintu masuk area tambang rakyat. Selain itu, survei MBS juga akan dilakukan secara bertahap di 15 dusun di Kecamatan Ropang,” ujar Junaedi.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menggunakan kelambu serta rutin memeriksakan kesehatan di Puskesmas setempat. Guna mencegah penyebaran malaria lebih lanjut. (DS/02)