Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat, harus duduk bersama terkait persoalan tenaga kerja yang akan ditempatkan di Smelter. Hal ini disampaikan Senior Manager External Relation PT AMNT, Ahmad Salim.
Ditemui seusai upacara peringatan HUT Kabupaten Sumbawa ke-64, Ahmad Salim mengatakan, persoalan tenaga kerja ini tidak harus dijadikan polemik oleh dua kabupaten ini. Kedua pemerintah harus duduk bersama terkait persoalan tersebut. “Disnakertrans NTB juga memfasilitasi kedua kabupaten. Saya juga tidak sepaham jika perekrutan ini menjadi polemik antara kedua Kabupaten,” ujarnya kepada wartawan media ini.
Ahmad menjelaskan, sebenarnya tidak ada kuota terkait tenaga kerja. Perekrutan tenaga kerja untuk smelter dilakukan oleh tim terpadu. Jumlah kuota tenaga kerjanya juga tidak dibatasi hanya untuk warga di Kabupaten Sumbawa Barat. Ada juga ruang untuk tenaga kerja dari Kabupaten Sumbawa ataupun kabupaten/kota yang lain.
Menurut Ahmad, proporsi tenaga kerjanya tergantung jumlah lamaran yang masuk. Selama ini memang tenaga kerja dari Kabupaten Sumbawa tidak banyak yang memasukan lamaran. Dalam hal ini, seleksi tenaga kerjanya dilakukan secara terbuka. Pengumuman perekrutan tenaga kerjanya juga dilakukan secara terbuka.
“Saat ini baru direkrut 245 orang. Sebagian besar dari KSB. Ini untuk kerjaan konstruksi smelter. Untuk pembangunannya masih memakan waktu satu setengah sampai dua tahun lagi. Saat ini hanya untuk konstruksi,” imbuhnya.
Lebih lanjut Ahmad mengatakan, untuk tenaga tehknis di Smelter masih belum dibutuhkan. Setelah smelter ini selesai dibangun, perekrutan tenaga untuk beroperasinya smelter juga tidak terlalu besar. Hanya 600 sampai 700 tenaga tehknis yang dibutuhkan. Sementara untuk tenaga kerja non tehknis, kemungkinan akan menggunakan outsourcing. (DS/02)
