Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Produksi daging ayam lokal di Kabupaten Sumbawa masih sangat rendah dan belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Saat ini, produksi lokal baru mencukupi sekitar 20 hingga 30 persen dari total kebutuhan konsumsi. Sehingga sebagian besar kebutuhan harus dipenuhi dari pasokan luar daerah.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa, H. Junaidi, SPt yang diwawancarai di ruang kerjanya, Selasa (11/3/2025) mengatakan, produksi daging ayam lokal kita hanya mampu di angka 20 hingga 30 persen dari kebutuhan. Karena itu, Kabupaten Sumbawa terbantu dengan adanya pasokan dari luar daerah.
Junaidi menjelaskan, di Sumbawa terdapat dua pola usaha peternakan ayam, yakni peternakan mandiri dan kemitraan dengan perusahaan. Pemerintah daerah mendorong agar lebih banyak peternak lokal bermitra dengan perusahaan. Agar produksi tetap stabil dan ketergantungan pada pasokan luar daerah bisa dikurangi.
“Kalau kita lihat, Sumbawa ini masih sedikit peternak yang bermitra dengan perusahaan. Berbeda dengan daerah lain seperti Bima, Dompu, dan Pulau Lombok, yang sebagian besar peternaknya sudah bermitra,” jelasnya.
Junaidi menegaskan, meski membuka peluang masuknya daging ayam beku dari luar daerah, pemerintah tetap membatasi jumlah pasokan tersebut. Hal ini dilakukan, untuk melindungi peternak lokal.
“Kami membatasi tonase daging ayam yang masuk ke Sumbawa, agar peternak lokal tetap bisa bersaing. Kalau tidak, bisa berdampak pada harga dan berpotensi memicu inflasi,” tegasnya.
Selain itu, pihaknya juga mengontrol ketar bahan hasil peternakan yang masuk ke Kabupaten Sumbawa. Dimana bahan-bahan yang masuk itu harus dilengkapi Nomor Kontrol Veteriner (NKV). Guna memastikan keamanan barang yang beredar di pasaran tersebut.
Junaidi menambahkan, pengawasan terhadap pasokan daging ayam dari luar daerah dilakukan secara ketat di pasar-pasar tradisional. Petugas DPKH ditempatkan di masing-masing pasar untuk memantau dan melaporkan perkembangan stok serta harga daging ayam setiap hari.
“Kami akan terus melakukan pengawasan intensif agar tidak terjadi gejolak di pasar dan inflasi tetap terkendali,” pungkasnya. (DS/02)