Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Pemerintah Kabupaten Sumbawa menargetkan peningkatan signifikan terhadap kondisi infrastruktur jalan dengan capaian 40 persen jalan mantap pada tahun 2026. Target ambisius ini menjadi bagian dari program strategis daerah di bawah kepemimpinan Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP dan Wakil Bupati, Drs. H. Mohamad Ansori.
Hal tersebut disampaikan oleh Asisten II Setda Sumbawa, Lalu Suharmaji Kertawijaya, yang juga menjabat sebagai Plt. Kepala Dinas PUPR Sumbawa, Selasa (30/9/2025).
Suharmaji menjelaskan bahwa pembangunan dan pembenahan infrastruktur, terutama sarana jalan, merupakan prioritas dalam mendukung konektivitas dan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Kabupaten Sumbawa.
“Dari total panjang jalan kabupaten 890,9 kilometer, saat ini 440,47 km (sekitar 31,18 persen) sudah dalam kondisi mantap. Sementara 459,62 km sisanya (sekitar 48,41 persen) masih belum masuk kategori jalan mantap,” jelasnya.
Oleh karena itu, Pemda menargetkan minimal 40 persen dari total panjang jalan sudah berada dalam kondisi mantap pada tahun 2026. Sementara untuk jangka panjang, target jalan mantap ditetapkan mencapai 80 persen pada tahun 2030.
Untuk merealisasikan target tersebut, Suharmaji mengakui bahwa tantangan terbesar adalah persoalan pendanaan. Biaya pembangunan dan rehabilitasi jalan memang tidak sedikit, apalagi jika memperhitungkan kondisi geografis dan sebaran wilayah yang luas.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan APBD daerah, karena keterbatasan fiskal. Maka dari itu, Pemda Sumbawa akan mengupayakan pendanaan alternatif melalui bantuan pusat, dana DAK, serta kemitraan dengan pihak ketiga,” tegasnya.
Dinas PUPR Sumbawa pun telah menyusun usulan program dan proyek strategis yang akan diajukan ke Kementerian PUPR dan lembaga terkait lainnya di tingkat nasional.
Meski keterbatasan anggaran menjadi tantangan, Pemkab Sumbawa tetap berkomitmen untuk melakukan perbaikan secara bertahap terhadap jalan-jalan yang mengalami kerusakan.
Beberapa ruas jalan prioritas sudah masuk dalam rencana kerja tahun 2026 dan akan ditangani sesuai skala kebutuhan dan urgensi. Suharmaji memastikan, pendekatan teknis dan efisiensi anggaran tetap menjadi pertimbangan utama agar pembangunan infrastruktur berjalan optimal.
“Peningkatan jalan tidak bisa dilakukan sekaligus, namun bertahap dan terencana, mengingat cakupan wilayah dan kebutuhan lainnya yang juga mendesak,” ujarnya.
Suharmaji juga menyampaikan bahwa keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh dukungan politik, komitmen lintas sektor, serta partisipasi masyarakat. Ia berharap seluruh pemangku kepentingan di daerah dapat bersinergi untuk mendorong tercapainya target infrastruktur ini.
“Ini bukan hanya proyek teknis, tetapi bagian dari visi besar untuk membangun konektivitas, membuka akses ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumbawa secara menyeluruh,” pungkasnya. (DS/02)