Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Pemerintah Kabupaten Sumbawa menyatakan dukungan penuh terhadap delapan agenda prioritas nasional Presiden Prabowo Subianto yang dikenal sebagai Asta Cita. Program ini dinilai menjadi kompas pembangunan yang konkret dan relevan bagi Sumbawa. Terutama dalam mendorong kemandirian dan kesejahteraan dari desa.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa, Dr. H. Budi Prasetyo, S.AP., M.AP, menyebut Asta Cita selaras dengan program strategis daerah.
“Kita memiliki potensi besar. Mulai dari pertanian, peternakan, hingga energi terbarukan untuk mendukung swasembada dan ekonomi hijau,” ujarnya, Minggu (6/7/2025).
Ia menekankan bahwa kemandirian daerah bukan lagi sekadar impian, tapi telah menjadi fondasi pembangunan di Kabupaten Sumbawa.
Asta Cita 2, kata Budi, sangat relevan dengan kekuatan lokal Sumbawa dalam membangun ketahanan pangan, energi, air, dan ekonomi biru.
Sementara Asta Cita 4 menitikberatkan pembangunan sumber daya manusia, pendidikan, sains, kesehatan, kesetaraan gender, dan peran pemuda.
Menurut Budi, Pemda Sumbawa telah menjalankan program seperti Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan pemberian beasiswa pendidikan serta pelatihan vokasi. Pemkab juga aktif mengembangkan literasi keluarga, digitalisasi sekolah, serta pemberdayaan perempuan dan pemuda tingkat desa.
“Kami konsisten memperkuat SDM sebagai pondasi pembangunan jangka panjang,” imbuhnya.
Asta Cita 6 mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan, dan pemberantasan kemiskinan dari desa. Ini sejalan dengan program Pemkab Sumbawa. Berbagai inisiatif telah dijalankan, seperti Koperasi Merah Putih, penguatan BUMDes, dan digitalisasi UMKM desa secara bertahap.
Pemda juga menerapkan integrasi data bansos dan layanan kesehatan yang berpusat di desa-desa.
“Desa adalah garda terdepan pembangunan. Kami pastikan mereka diberdayakan,” tegas Budi.
Budi menegaskan bahwa Asta Cita bukan sekadar dokumen, melainkan peta jalan pembangunan yang nyata hingga ke akar rumput.
“Kita siap bersinergi penuh mewujudkan Indonesia Emas 2045 dari tanah Samawa yang kita cintai,” pungkasnya. (DS/02)