Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Progres pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) di Desa Pulau Bungin Kecamatan Alas, kini terus menunjukkan perkembangan positif. Proyek strategis nasional yang digagas oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP-RI) itu telah mencapai sekitar 25 persen hingga akhir Oktober 2025.
Kepala Desa Pulau Bungin, Jaelani, membenarkan bahwa progres pembangunan fisik proyek KNMP telah mencapai lebih dari 25 persen. Beberapa pekerjaan strategis, seperti pengecoran tambatan perahu dan pembangunan pondasi kios kuliner serta cold storage, kini tengah berlangsung di lapangan.
“Pondasi kios dan MCK sudah berdiri, sementara pemasangan dinding sedang berjalan. Material seperti paving block dan kebutuhan konstruksi lainnya sudah siap di lokasi,” ungkap Jaelani.
Ia menambahkan, dengan dukungan penuh tenaga kerja lokal, peralatan yang lengkap, dan pasokan material yang memadai, seluruh kegiatan pembangunan dipastikan dapat selesai sesuai target waktu yang telah ditentukan.
“Kami optimistis seluruh pekerjaan bisa rampung akhir Desember. Kami juga mengimbau para pekerja untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja, mengingat kondisi cuaca yang mulai tidak menentu,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sumbawa, Rahmat Hidayat, S.Pi., M.T, menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai jadwal dan perencanaan teknis yang telah ditetapkan. Program ini merupakan bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang bertujuan memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat pesisir dan meningkatkan kesejahteraan nelayan di seluruh Indonesia.
“Pembangunan KNMP Pulau Bungin merupakan proyek strategis KKP-RI dengan total anggaran sekitar Rp 11,2 miliar. Pekerjaan berjalan baik, dan kami optimistis akan selesai tepat waktu pada akhir Desember mendatang,” ujar Rahmat Hidayat, Senin (27/10/2025).
Rahmat menjelaskan, proyek KNMP Bungin dikerjakan dengan pendampingan hukum dari Kejaksaan Agung Republik Indonesia. Untuk memastikan pelaksanaannya transparan dan akuntabel.
Pembangunan fisik yang sedang berlangsung meliputi beragam sarana penunjang kegiatan nelayan. Antara lain saluran dan jalan lingkungan, tangga pendaratan ikan, tambatan perahu, gudang beku portabel, pabrik es portabel, shelter pendaratan ikan, kantor pengelola, bengkel nelayan, balai nelayan, serta kios perbekalan.
Selain itu, terdapat pula dukungan sarana nonfisik berupa bantuan kapal, mesin, dan pengembangan sentra kuliner pesisir yang diharapkan dapat mendorong aktivitas ekonomi baru di kawasan tersebut.
“Sejumlah material dan peralatan teknis sudah berada di lokasi. Kontraktor juga mempercepat proses dropping material agar seluruh pekerjaan bisa digenjot sebelum akhir tahun,” jelas Rahmat.
Program Kampung Nelayan Merah Putih merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam membangun kawasan pesisir berbasis ekonomi biru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan melalui penguatan sarana produksi dan pasca panen.
Dengan kehadiran infrastruktur baru di Pulau Bungin, pemerintah berharap kawasan ini akan berkembang menjadi sentra nelayan modern dan berdaya saing tinggi, sekaligus memperkuat ikon Pulau Bungin sebagai desa terpadat di dunia yang produktif dan maju.
“KNMP bukan hanya proyek fisik, tetapi juga simbol kemandirian nelayan. Melalui program ini, kita ingin memastikan masyarakat pesisir memiliki fasilitas memadai untuk mengelola hasil laut secara berkelanjutan,” tutup Rahmat Hidayat. (DS/02)

