Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Pemerintah Kabupaten Sumbawa tengah mengupayakan aktivasi Pelabuhan Badas sebagai tol laut khusus ternak, guna menekan biaya distribusi dan meningkatkan daya saing peternak lokal. Gagasan ini dinilai sebagai terobosan penting dalam mendukung sektor peternakan dan memperkuat konektivitas perdagangan antarwilayah.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa, Adi Nusantara, mengungkapkan bahwa langkah awal untuk mewujudkan hal ini adalah mengidentifikasi potensi ternak yang siap dikirim. Serta menginventarisasi peternak yang bersedia menyalurkan ternaknya ke luar daerah.
“Yang paling utama adalah adanya potensi. Jumlah ternak yang bisa dikirim, jumlah peternak yang siap, serta adanya permintaan dari luar daerah. Itu dulu yang harus dipastikan,” jelas Adi Nusantara, Kamis (16/10/2025).
Jika potensi tersebut sudah terpetakan, maka langkah berikutnya adalah mengajukan permohonan resmi ke Kementerian Perhubungan, dalam hal ini melalui Dirjen Perhubungan Laut. Nantinya, pemerintah pusat yang akan menentukan dan mengaktifkan Pelabuhan Badas sebagai salah satu titik singgah tol laut ternak nasional.
Saat ini, lanjut Adi, para pengusaha ternak di Sumbawa masih harus mengirim hewan ternaknya melalui jalur darat ke Pelabuhan Bima, yang jaraknya cukup jauh dan menambah beban biaya logistik. Tidak hanya biaya, pengiriman jalur darat juga menyisakan banyak masalah.
“Sering kali ternak mati di jalan atau mengalami penyusutan bobot. Ini tentu merugikan peternak. Belum lagi biaya tambahan untuk transportasi dan tenaga kerja,” tegasnya.
Aktivasi tol laut ternak diyakini akan menjadi solusi jangka panjang untuk menekan biaya distribusi, sekaligus membuka akses pasar yang lebih luas. Dengan adanya kapal khusus ternak yang langsung bersandar di Pelabuhan Badas, proses pengiriman bisa lebih efisien dan aman.
Lebih dari itu, program ini juga bisa menjadi stimulan bagi pengusaha lokal untuk lebih aktif dalam perdagangan lintas daerah. Peternak pun bisa memilih dua opsi pengiriman. Yakni menjual ternaknya dalam bentuk hidup atau daging beku, sesuai permintaan dari luar daerah.
“Ini akan memberi ruang lebih fleksibel bagi peternak. Tidak hanya menjual ternak hidup, tapi juga bisa dalam bentuk olahan. Jadi industri pengolahan daging juga punya peluang tumbuh,” kata Adi.
Dari sisi pemerintah daerah, Adi menyebut, peluang ini juga tengah dibahas dalam konteks peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui aktivitas pelabuhan dan jasa perdagangan. Namun ia menekankan, bahwa tol laut merupakan program subsidi pemerintah pusat, sehingga sangat potensial untuk mendorong kesejahteraan pelaku usaha.
Selain memberi dampak pada sektor peternakan, aktivasi tol laut juga akan memengaruhi struktur harga barang di Sumbawa. Barang-barang dari luar daerah, yang sebelumnya mahal akibat biaya distribusi tinggi, akan mengalami penurunan harga karena adanya subsidi logistik.
“Kita juga ingin sampaikan kepada pengusaha di Sumbawa, jika ingin memanfaatkan tol laut, maka ada tanggung jawab moral untuk menjual barang dengan harga lebih murah kepada masyarakat,” ujarnya.
Langkah ini diyakini akan memberikan manfaat ganda. Seperti meningkatkan daya saing petani dan peternak lokal, serta menurunkan harga konsumsi masyarakat. (DS/02)