Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Maraknya peredaran informasi hoaks di tengah masyarakat menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Sumbawa. Melalui Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfotiksandi), pemerintah daerah berupaya menangkal penyebaran berita palsu dengan mengoptimalkan empat program utama. Yakni teknologi informasi, pengelolaan informasi, pengelolaan persandian keamanan, serta pengelolaan statistik sektoral.
Sekretaris Diskominfotiksandi Kabupaten Sumbawa, Wahyu Indrajaya, menjelaskan bahwa keempat program tersebut dirancang sebagai langkah strategis untuk memperkuat literasi digital. Juga untuk memastikan informasi yang diterima maupun disampaikan kepada publik lebih akurat, lengkap, dan dapat dipertanggungjawabkan.
“Informasi hoaks bisa muncul karena data yang keliru, penyampaian yang tidak utuh, interpretasi yang berbeda, atau bahkan pejabat yang salah menyampaikan. Karena itu, empat program ini diramu sebagai formula menangkal hoaks,” ungkap Wahyu, Kamis (21/8/2025).
Sebagai bagian dari implementasi, jelas Wahyu, Diskominfotiksandi telah mengundang seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan akurasi dalam penyampaian informasi publik. Langkah ini diharapkan mampu menekan potensi munculnya berita palsu yang kerap meresahkan masyarakat.
Wahyu mencontohkan, belum lama ini sempat terjadi upaya penipuan oleh oknum tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan pejabat Sumbawa, bahkan Bupati. Modusnya, pelaku meminta sesuatu dengan memanfaatkan identitas palsu.
“Kalau masyarakat tidak waspada, bisa menjadi korban,” ujarnya.
Selain memastikan keakuratan informasi pemerintah, terang Wahyu, Diskominfotiksandi juga menekankan pentingnya literasi digital bagi masyarakat. Pasalnya, perkembangan teknologi berjalan sangat cepat, termasuk hadirnya kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang hampir tanpa batas. Jika tidak diimbangi dengan kemampuan adaptasi, masyarakat berisiko menjadi korban penyalahgunaan teknologi maupun penyebaran informasi palsu.
Untuk itu, pihaknya telah menyiapkan sejumlah kegiatan, seperti pelatihan pemanfaatan kecerdasan buatan, serta pelatihan pembuatan konten edukatif yang sehat dan bermanfaat. Program-program ini ditujukan agar masyarakat semakin bijak dalam menggunakan teknologi dan menyaring informasi sebelum menyebarkannya.
“Harapan kami, masyarakat tidak terburu-buru membagikan berita sebelum membaca utuh dan memverifikasi kebenarannya. Literasi digital harus terus dibangun agar kita tidak menjadi korban hoaks,” tegas Wahyu.
Melalui sinergi empat program strategis dan dukungan literasi digital yang kuat, lanjut Wahyu, Diskominfotiksandi optimistis mampu mempersempit ruang gerak penyebaran informasi palsu. Sekaligus memperkuat kepercayaan publik terhadap informasi resmi pemerintah. (DS/02)