Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Dalam kurun waktu delapan bulan terakhir, sebanyak 1.251 Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Sumbawa tercatat berangkat ke luar negeri. Data ini dihimpun oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) setempat melalui Sistem Komputerisasi Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (SISKOP2MI).
Kepala Disnakertrans Kabupaten Sumbawa, H. Varian Bintoro, S.Sos., M.Si, menjelaskan mayoritas PMI masih memilih kawasan Asia dan Afrika sebagai tujuan utama. Dari total keberangkatan sejak Januari hingga Agustus 2025, sebanyak 1.050 orang bekerja di dua kawasan tersebut. Sementara itu, penempatan PMI ke Eropa dan Timur Tengah masih relatif rendah dengan jumlah 201 orang.
“Untuk Timur Tengah memang masih sedikit, karena kebijakan moratorium masih berlaku di sejumlah negara,” jelas H. Varian, Rabu (3/9/2025).
Ia mengungkapkan, dari sisi pendapatan, kawasan Asia Pasifik justru menawarkan gaji lebih besar dibandingkan negara-negara Timur Tengah. Namun, pilihan tujuan tetap ditentukan oleh para PMI sendiri. Pemerintah, lanjutnya, tidak bisa memaksakan penempatan di negara tertentu.
“Yang penting keberangkatan dilakukan secara prosedural dan legal, agar hak-hak PMI tetap terlindungi,” tambahnya.
H. Varian menekankan pentingnya keberangkatan melalui perusahaan resmi atau Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI). Selain itu, setiap calon PMI wajib didaftarkan pada aplikasi Siap Kerja Naker. Dengan sistem ini, status pekerja bisa terdeteksi legal atau ilegal.
“Kalau tidak masuk aplikasi Siap Kerja, meskipun dikirim perusahaan resmi, tetap dianggap ilegal karena tidak tercatat dalam data,” tegasnya.
Ia berharap masyarakat Sumbawa yang berminat bekerja di luar negeri lebih berhati-hati dan memastikan semua prosedur dipenuhi. Agar tidak terjerat persoalan hukum maupun risiko eksploitasi di negara tujuan. (DS/02)
