Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP, memimpin rapat koordinasi penting bersama PT Esa Sampoerna Agro terkait pengelolaan hutan tanaman industri dan pemanfaatan lahan untuk pertanian serta penghijauan. Rapat berlangsung di Ruang Hasan Usman, Kantor Bupati Sumbawa, Kamis (9/10/2025) dan dihadiri jajaran Forkopimda, pimpinan OPD teknis, perwakilan PT Esa Sampoerna Agro, hingga para pelaku usaha kehutanan.
Pertemuan tersebut fokus membahas kejelasan batas lahan dan percepatan pengelolaan lahan garapan seluas lebih dari 1.400 hektar yang terletak di wilayah Kecamatan Moyo Hilir, Moyo Utara, Lape, dan Lopok. Salah satu titik utama berada di Desa Olat Rawa, Kecamatan Moyo Hilir.
Dalam rapat, Bupati secara tegas meminta langkah konkret di lapangan. Terutama dalam penegasan batas lahan dan dimulainya aktivitas pertanian.
“Kita sudah masuk musim tanam. Jangan tunda lagi. Saya minta mulai besok lahan ini harus mulai dipatok batasnya,” tegasnya.
Bupati menyampaikan bahwa hasil verifikasi menunjukkan ada sekitar 1.428 hektar lahan yang tercatat kosong, namun sebagian telah digarap oleh 247 petani seluas 594 hektar. Karena itu, pemerintah daerah menekankan perlunya pendataan ulang dan keterbukaan data untuk menghindari konflik di kemudian hari.
Ia menambahkan bahwa pemerintah bertindak sebagai fasilitator. Namun pelaksanaan teknis harus dipegang penuh oleh pihak perusahaan.
“Pemerintah daerah akan membantu semaksimal mungkin, tapi kegiatan utamanya harus dilakukan oleh PT Esa Sampoerna Agro. Kalau tidak ada progres nyata dalam waktu dekat, kerja sama ini bisa kita evaluasi bahkan hentikan,” tandas Bupati.
Lebih jauh, Bupati menekankan pentingnya pola kemitraan yang terbuka dan partisipatif bersama masyarakat sekitar.
“Apakah lahannya mau ditanami jagung atau pohon, semuanya harus disepakati. Jangan ada warga yang merasa dirugikan. Kita bangun kerja sama yang sehat,” ujarnya.
Rapat juga menyoroti potensi gesekan antara perusahaan dan petani penggarap jika batas dan pengelolaan lahan tidak diperjelas. Karena itu, camat dan jajaran bidang pertanahan diminta segera menyusun rencana kerja untuk penetapan batas wilayah.
Kapolres Sumbawa, AKBP Marieta Dwi Ardhini, S.H., S.IK, yang turut hadir dalam rapat tersebut, menekankan pentingnya komunikasi terbuka dan kejelasan rencana lapangan dari pihak PT Esa Sampoerna Agro. gmguna menjaga stabilitas sosial dan keamanan wilayah.
“Kami minta PT Esa menyampaikan secara detail rencana kegiatan lapangannya. Ini penting agar masyarakat merasa dilibatkan dan tidak muncul kesalahpahaman,” kata Kapolres.
Perwakilan dari PT Esa Sampoerna Agro menyatakan bahwa perusahaan siap melaksanakan program penanaman jagung dan penghijauan dalam waktu dekat. Sekitar 600 hektar dari total lahan yang tersedia akan dimanfaatkan untuk penanaman pohon sebagai bagian dari program rehabilitasi lingkungan.
“Kami sudah menyiapkan bibit dan jadwal tanam. Kegiatan penghijauan akan dimulai bulan ini,” ujar perwakilan perusahaan.
Menutup rapat, Bupati kembali menegaskan agar seluruh pihak segera bergerak.
“Oktober ini petani sudah harus mulai menanam. PT Esa Sampoerna Agro saya minta jangan hanya hadir di rapat, tapi juga harus selalu ada di lapangan. Kita ingin program ini berjalan dengan cepat, terbuka, dan berdampak langsung bagi masyarakat,” pungkas Bupati. (DS/02)