Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Gelaran Car Free Night (CFN) di Kabupaten Sumbawa bukan sekadar ruang rekreasi warga, tetapi juga terbukti menjadi penggerak ekonomi lokal. Kegiatan yang rutin digelar setiap akhir pekan ini, menurut Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP, memberi dampak langsung bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Bupati yang hadir bersama istri dan Sekretaris Daerah Sumbawa, Sabtu (19/7/2025) malam, turut membeli produk di sejumlah stan UMKM. Ia menyampaikan apresiasi terhadap antusiasme masyarakat dan pelaku usaha yang terlibat.
“CFN ini menunjukkan semangat warga kita untuk bangkit dan menghidupkan ekonomi rakyat. Pemerintah tentu mendukung penuh kegiatan yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat,” ungkap bupati.
CFN yang digelar di kawasan Taman Mangga tersebut diikuti lebih dari 200 stan UMKM. Menurut salah satu pelaku usaha, Feny Letik, dari Hug Florist, potensi ekonomi dari kegiatan ini sangat besar. Ia menyebut, pada malam pertama saja, dengan sekitar 150 stan, diperkirakan terjadi perputaran uang hingga Rp 75 juta hanya dalam empat jam.
“Sekarang stan sudah lebih dari 200. Jadi, potensi perputaran uang tentu jauh lebih besar,” kata Feny.
Dampak positif CFN juga tercermin dari meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui parkir dan aktivitas ekonomi lainnya.
Feny Letik juga mengusulkan beberapa hal untuk peningkatan kualitas penyelenggaraan. Seperti penyediaan listrik oleh Pemda dengan mekanisme pembayaran yang disepakati pelaku usaha. Ia juga menekankan pentingnya fasilitas toilet portable atau permanen agar kenyamanan pengunjung tetap terjaga.
Selain berdampak ekonomi, CFN dinilai Feny sebagai ajang sinergi apik antara Pemda, panitia, pelaku UMKM, dan aparat kepolisian.
“Semua menikmati, semua bahagia. Ini sinergi yang luar biasa. CFN harus terus dilanjutkan, sambil dievaluasi kekurangannya,” tegasnya.
Ia bahkan menyebut CFN mulai menjadi destinasi wisata keluarga baru di Sumbawa yang layak dipertahankan dan dikembangkan.
“Kira-kira Nan de singin, Me rua me rasa,” tutupnya, mengutip ungkapan lokal yang berarti semua pihak harus merasakan manfaat dan kebahagiaan bersama. (DS/02)