Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sumbawa, menghadapi kendala keterbatasan armada angkutan. Akibatnya, pengelolaan sampah di Kota Sumbawa juga menjadi terkendala.
KUPT Persampahan DLH Kabupaten Sumbawa, Yulhaidir, S.H yang diwawancarai, Kamis (27/2/2025) mengatakan, setiap hari sekitar 100 ton sampah dihasilkan di wilayah Sumbawa. Dimana 75 ton diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Raberas. Sementara 20 hingga 30 ton sisanya dikelola oleh pihak swasta.
“Kami masih kekurangan armada angkutan sampah, sementara volume sampah terus meningkat,” ujar Yulhaidir.
Dipaparkan, saat ini UPT Persampahan mengoperasikan 17 unit kendaraan angkutan sampah. Terdiri dari dump truck dan arm roll (amrol), serta tiga unit alat berat. Yaitu satu ekskavator dan dua bulldozer—salah satunya dalam kondisi rusak. Untuk mendukung operasional, terdapat 141 tenaga kontrak dengan gaji Rp 1,5 juta per bulan, serta 18 pegawai negeri sipil (PNS).
“Petugas kebersihan bekerja setiap hari tanpa libur, kecuali saat hari raya. Pengangkutan sampah dilakukan dalam dua shift per unit dump truck,” jelasnya.
Yulhaidir memaparkan, kendala lain yang dihadapi adalah adanya dua unit truk pengangkut sampah yang sudah tidak dapat digunakan. Yakni satu unit dari tahun 1997 dan satu unit dari tahun 2024. Keduanya telah diusulkan untuk dilelang sejak tahun lalu, tetapi belum ada peminat.
“Kami sudah mengajukan permohonan penambahan dua unit kendaraan angkutan sampah untuk tahun 2025. Mudah-mudahan bisa segera direalisasikan oleh Pemda Sumbawa, karena armada ini sangat dibutuhkan,” tambahnya.
Selain itu, lanjut Yulhaidir, kondisi bangunan gudang, tempat parkir kendaraan dan sejumlah ruangan di UPT Persampahan juga mengalami kerusakan berat. Pihaknya berharap ada anggaran untuk rehabilitasi fasilitas tersebut. Agar pelayanan pengelolaan sampah bisa lebih optimal. (DS/02)