Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Dari 165 desa yang tersebar di 24 kecamatan se‑Kabupaten Sumbawa, baru 19 desa yang memperoleh status Desa Tangguh Bencana (Destana). Demikian dikemukakan Kepala Pelaksana BPBD Sumbawa melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Sukiman, S.T, Selasa (7/10/2025).
Sukiman mengatakan, pemerintah daerah, melalui BPBD hingga kini berupaya memperluas cakupan Destana. Agar setiap desa memiliki kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, seperti banjir dan longsor—yang kerap terjadi di wilayah ini.
Sukiman menjelaskan, dua desa baru yang ditetapkan sebagai Destana pada tahun ini adalah Desa Labuan Jambu, Kecamatan Tarano, dan Desa Rhee Loka, Kecamatan Rhee. “Dengan penetapan tersebut, total Destana yang aktif kini 19 desa,” ujar Sukiman.
Setiap desa Destana diwajibkan memiliki minimal 30 orang relawan yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat). Relawan ini diharapkan mampu melakukan penanganan awal bencana, deteksi dini, dan pemetaan wilayah rawan.
“Tujuan utama Destana adalah menjadi garda terdepan jika bencana alam terjadi. Mereka bisa segera turun ke lapangan, menahan dampak, dan memberi peringatan kepada warga,” kata Sukiman.
Relawan Destana juga dilengkapi dengan atribut seragam khusus berupa baju, rompi, dan sepatu standar. Fasilitas ini diberikan agar mereka tampak resmi, dikenal masyarakat, dan bisa bergerak cepat di lapangan.
Untuk memperkuat sistem ketangguhan bencana, Kabupaten Sumbawa turut menjadi bagian dari program SIAP SIAGA, kerja sama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia via DFAT (Department of Foreign Affairs and Trade). Program ini berlangsung pada periode 2025‑2027, mencakup penguatan manajemen risiko bencana dan ketahanan masyarakat.
DRM Area Manager Program SIAP SIAGA NTB, Anggraeni Puspitasari, mengungkapkan bahwa program ini akan menyertakan prinsip GEDSI (Gender, Disability, and Social Inclusion), pembangunan berkelanjutan, ketahanan iklim, dan pengurangan risiko bencana. Pelibatan berbagai pihak seperti OPD, NGO, dan perguruan tinggi dimasukkan sebagai strategi inti.
Sementara itu, Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mohammad Ansori, menyambut positif program SIAP SIAGA dan pengembangan Destana. Menurutnya, Kabupaten Sumbawa termasuk wilayah rentan terhadap bencana. Berdasarkan data dan informasi bencana Indonesia (DIBI), mencatat 159 kejadian bencana selama 1977–2022, meliputi banjir, longsor, kekeringan, cuaca ekstrem, dan lainnya.
“Kita sadari isu kebencanaan bukan hanya tugas BPBD. Semua pihak—desa, kecamatan, pemerintah kabupaten—harus bersinergi agar mitigasi dapat menjangkau seluruh masyarakat,” tegas Wabup.
Dalam rencana kerja ke depan, Pemkab Sumbawa menargetkan penambahan Destana di 10 desa lagi pada 2026. Penambahan wilayah binaan Destana diharapkan dapat mempercepat respons dan menekan kerugian saat bencana. (DS/02)