Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Kabupaten Sumbawa digadang-gadang menjadi salah satu daerah percontohan (role model) pengembangan tambak garam modern berbasis teknologi di Indonesia. Program ini merupakan bagian dari kebijakan strategis pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP-RI), yang rencananya akan direalisasikan mulai tahun 2026 mendatang.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sumbawa, Rahmat Hidayat, S.Pi., M.T, menyampaikan bahwa saat ini pihaknya masih menunggu hasil final verifikasi teknis dari Kementerian KKP. Terkait kelayakan lokasi yang telah diajukan sebagai lahan intensifikasi dan ekstensifikasi tambak garam.
“Verifikasi lapangan oleh tim teknis dari KKP sudah dilakukan pada awal Mei 2025. Mereka telah menggunakan drone untuk pemetaan udara dan penentuan titik koordinat lahan yang direncanakan,” ungkap Rahmat dalam konferensi pers di ruang kerjanya, Senin (6/10/2025).
Lahan yang diajukan terletak di Kecamatan Plampang, mencakup empat desa yaitu Brangkolong, Plampang, Sepayung, dan Teluk Santong, dengan total estimasi luas mencapai 2.000 hektare.
“Pemetaan dilakukan untuk mengukur berbagai parameter teknis seperti elevasi lahan dari permukaan laut, luas efektif, jenis tanah, dan potensi koneksi ke infrastruktur pendukung. Semua data itu sudah dibawa ke Jakarta untuk dianalisis lebih lanjut,” jelas Rahmat.
Hasil verifikasi tersebut akan menentukan kelayakan lahan sebagai lokasi program intensifikasi dan ekstensifikasi tambak garam nasional. Jika disetujui, maka Sumbawa akan masuk dalam program pengembangan industri garam skala nasional berbasis teknologi, dengan dukungan anggaran dan pendampingan teknis dari pemerintah pusat.
Menurut Rahmat Hidayat, secara umum Sumbawa memiliki potensi geografis, iklim, dan dukungan lahan yang sangat memungkinkan untuk pengembangan industri garam. Bahkan, tidak menutup kemungkinan Sumbawa bisa menjadi daerah penghasil garam industri terbesar di Indonesia Timur, jika program ini berjalan dengan baik.
“Kami optimis. Potensi lahan kita cukup besar dan tersebar di kawasan pesisir yang sangat cocok untuk tambak garam. Jika ini terwujud, bukan hanya akan meningkatkan produksi garam nasional, tapi juga berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat lokal,” ujar Rahmat.
Namun demikian, ia menegaskan pentingnya sosialisasi kepada masyarakat di sekitar lokasi tambak. Langkah ini penting untuk menumbuhkan pemahaman dan dukungan warga terhadap program yang digagas pemerintah.
“Ke depan, kita akan lakukan pendekatan dan edukasi agar masyarakat memahami bahwa ini bukan proyek eksploitatif. Tapi upaya membangun sistem produksi garam modern dan berkelanjutan, yang juga akan membuka peluang kerja dan pendapatan baru,” tambahnya.
Program pengembangan tambak garam nasional merupakan bagian dari kebijakan nasional. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor garam industri, sekaligus mengoptimalkan potensi produksi dalam negeri.
Pemerintah pusat menargetkan Indonesia bisa mandiri dalam pemenuhan kebutuhan garam industri, yang selama ini masih bergantung pada impor dalam jumlah besar.
“Dengan menjadikan Sumbawa sebagai salah satu role model, kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia mampu memproduksi garam industri berkualitas tinggi dari dalam negeri,” tutup Rahmat. (DS/02)