Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Sebanyak 34 Kelompok Tani (Keptan) di Kabupaten Sumbawa resmi mencairkan anggaran biaya konstruksi program Optimalisasi Lahan (Oplah) Non-Rawa 2025 tahap pertama. Total dana yang dikucurkan pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian mencapai Rp 3,45 miliar lebih, untuk mendukung pembenahan lahan pertanian seluas 749 hektare di delapan kecamatan.
Pencairan bantuan ini dilakukan setelah para kelompok tani menggelar pertemuan koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa dan Tim Pendamping Hukum Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumbawa, Rabu (24/9/2025). Pertemuan tersebut bertujuan memastikan bahwa seluruh penerima memahami tanggung jawab atas penggunaan dana bantuan.
Kasi Datun Kejari Sumbawa, I Made Heri Permana, S.H,. M.H, dalam keterangannya menegaskan bahwa kelompok tani harus menggunakan dana sesuai peruntukan. Pihaknya menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran.
“Kami mengingatkan agar dana ini benar-benar dimanfaatkan sesuai rencana. Ini uang negara. Harus tepat sasaran, tepat guna, dan tidak diselewengkan,” tegas Heri.
Ia juga menyampaikan bahwa Kejaksaan akan terus melakukan pengawasan preventif terhadap pelaksanaan program ini. Guna mencegah potensi penyimpangan di lapangan.
Sementara itu, Kabid Prasarana Dinas Pertanian Sumbawa, Haeruddin, SP, menjelaskan bahwa pencairan tahap pertama ini mencakup 34 kelompok tani dari total keseluruhan program seluas 2.498 hektare.
“Biaya konstruksi yang dialokasikan sebesar Rp 4,6 juta per hektare. Dari total 749 hektare yang dicairkan pada tahap pertama, jumlahnya mencapai Rp 3.445.400.000,” jelas Haeruddin.
Adapun sejumlah item pekerjaan konstruksi yang dibiayai dana Oplah 2025 ini mencakup pembangunan cekdam, jaringan irigasi, kantong air, mesin air, dan instalasi perpipaan, yang semuanya dikerjakan secara swakelola oleh kelompok tani. Program ini ditargetkan tuntas hingga akhir Desember 2025.
Haeruddin juga menyebutkan bahwa proses administrasi untuk pencairan tahap kedua saat ini sedang dalam penyelesaian. Tahap berikutnya akan menyasar lahan seluas 1.749 hektare yang dikelola oleh puluhan kelompok tani lainnya.
Wilayah-wilayah yang telah menerima pencairan dana Oplah tahap pertama meliputi Kecamatan Ropang, Moyo Hulu, Moyo Hilir, Moyo Utara, Orong Telu, Batulanteh, Lopok, dan Unter Iwes.
Ia berharap kelompok tani dapat bekerja maksimal dan menjaga integritas dalam pelaksanaan proyek, sehingga program ini benar-benar mampu meningkatkan produktivitas lahan dan kesejahteraan petani.
“Ini program besar dengan anggaran besar. Kalau berhasil, akan sangat membantu petani meningkatkan hasil panen dan memperkuat ketahanan pangan daerah,” pungkasnya. (DS/02)