Dinamikasumbawa.com
SUMBAWA- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumbawa masih menanggung beban utang sebesar Rp 24 miliar kepada sejumlah rekanan. Jumlah ini menurun dari sebelumnya mencapai Rp 51 miliar yang tercatat sejak tahun 2022 lalu.
Direktur RSUD Sumbawa, dr. Mega Harta, mengungkapkan pihaknya berkomitmen untuk menuntaskan sisa kewajiban tersebut secara bertahap. Menurutnya, utang tersebut muncul sebelum dirinya menjabat sebagai direktur pada awal 2024.
“Posisi utang RSUD saat ini Rp 24 miliar dari sebelumnya Rp 51 miliar. Kami tetap berkomitmen untuk menyelesaikan kewajiban ini,” kata dr. Mega, Kamis (21/8/2025).
Ia menjelaskan, sejak 2023 hingga 2024 pembayaran utang sudah mulai dicicil melalui dukungan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sumbawa lewat kucuran APBD. Skema pembayaran bertahap ini dipilih agar operasional rumah sakit tidak terganggu.
“Kalau dibayarkan sekaligus tentu akan mengganggu pelayanan. Karena itu kita cicil. Target kami di akhir 2025 sisa utang tinggal Rp 14 miliar,” jelasnya.
Dr. Mega menargetkan seluruh kewajiban bisa tuntas pada 2026. Dengan begitu, RSUD dapat beroperasi lebih sehat tanpa terbebani utang lama.
“Di tahun 2026 kita mulai membuka lembaran baru. Bahkan, tahun ini arus kas kita sudah mulai bagus. Dalam enam bulan pertama tahun depan, seluruh utang ditargetkan lunas,” terangnya.
Sebagai pimpinan baru, dr Mega juga menegaskan tekadnya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan sekaligus menciptakan tata kelola rumah sakit yang bersih. RSUD Sumbawa berkomitmen menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).
“Kami bersyukur kepercayaan masyarakat terhadap RSUD Sumbawa sudah mulai kembali pulih. Sektor pelayanan pun terus kami benahi demi memberikan yang terbaik bagi masyarakat,” tandasnya. (DS/02)